Mahasabha II Paiketan Krama Bali: Menggagas Masa Depan Bali, ‘Nyegara Gunung’ yang Mendunia

Gentra.co.id Bali  – Denpasar, 11 Januari 2025Mahasabha II Paiketan Krama Bali dengan tema tajam “Bali Mau Di Bawa Kemana?” di gelar di Kampus IPB Internasional, Sabtu (11/1). Acara ini mendapat apresiasi penuh dari Pj. Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya, yang menekankan pentingnya forum ini untuk merumuskan tata kelola Bali menuju kejayaan, baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun sumber daya manusia.

Dalam sambutannya, Mahendra Jaya mengungkapkan bahwa Bali yang di kenal dunia bukan karena kekayaan sumber daya strategis, melainkan karena kekuatan budaya,
adat istiadat, dan keindahan alamnya yang berpadu harmonis dalam konsep nyegara gunung. “Bali adalah anugerah dunia, namun untuk mempertahankannya sebagai
destinasi utama wisata global, di butuhkan pemikiran cerdas, inovatif, dan berwawasan luas dari para pemimpin dan masyarakat Bali,
” tegasnya.

Membangun Bali yang Berjaya
Mahasabha II di hadiri oleh berbagai tokoh pemimpin Bali, mulai dari akademisi, praktisi budaya, hingga pelaku ekonomi. Mereka bersama-sama membahas strategi pembangunan fundamental yang berkelanjutan serta pengembangan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi.

Para peserta sepakat bahwa Bali harus memanfaatkan potensi lokalnya secara optimal, termasuk memperkuat sektor pariwisata berbasis budaya, melestarikan lingkungan,
serta mendorong inovasi di bidang ekonomi kreatif. Selain itu, adaptasi terhadap tantangan global seperti perubahan iklim dan teknologi juga menjadi perhatian utama.

Harmoni ‘Nyegara Gunung’ sebagai Identitas Bali
Konsep nyegara gunung, yang menggambarkan keseimbangan antara laut dan gunung sebagai sumber kehidupan Bali, menjadi landasan utama dalam setiap strategi yang di rumuskan. Para peserta berharap konsep ini tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga prinsip tata kelola yang berorientasi pada keberlanjutan.

Dengan Mahasabha II ini, di harapkan Bali tidak hanya mempertahankan posisinya sebagai destinasi wisata dunia, tetapi juga menjadi model pembangunan daerah berbasis budaya yang harmonis dengan alam. Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk menentukan arah masa depan Bali yang aman, damai, dan sejahtera.

Rossa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *