Rote Ndao – Komandan Kodim 1627/Rote Ndao Letkol Kav Kurnia Santiadi Wicaksono, S.H menghadiri kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rote Ndao, Kamis (14/08/2025). Acara ini berlangsung di Lobi Kantor Kemenag Rote Ndao dan dihadiri oleh berbagai unsur Forkopimda, tokoh agama, dan perwakilan organisasi keagamaan di wilayah setempat.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Kepala Kejaksaan Negeri Rote Ndao Febrionda R. Yendra, Kepala Kantor Kemenag Rote Ndao Marthen Lether Nenobais, S.Pd., M.Pd., para kepala KUA dari sejumlah kecamatan, perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Rote Ndao, Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kabupaten Rote Ndao, Muslimat NU, BKMT, Majelis Ta’lim, Baznas, hingga tokoh-tokoh masyarakat yang aktif dalam pembinaan umat.
Dalam sambutannya, Dandim 1627/Rote Ndao menekankan pentingnya pengawasan bersama dan sinkronisasi data terhadap jamaah atau kelompok keagamaan yang masuk ke Rote Ndao. Ia menyoroti adanya potensi gesekan akibat perbedaan aliran dalam agama, khususnya Islam, jika tidak dikelola secara bijak.
“Perlu adanya pengawasan bersama dan sinkronisasi data jamaah yang masuk untuk menyebarkan agama. Hal ini harus dikaji secara matang agar tidak menjadi polemik di masyarakat. Kita ketahui bahwa agama Islam sendiri terdiri dari beberapa aliran, sehingga seyogyanya kita mengutamakan ajaran yang umum dan dapat diterima oleh generasi muda,” tegas Dandim.
Letkol Kav Kurnia Santiaji Wicaksono juga mengingatkan pengalaman masa lalu, di mana pernah terjadi penolakan terhadap jamaah tabligh dari luar pada 2018, serta kasus penolakan terhadap kelompok Saksi Yehova di Busalangga pada 2017. Menurutnya, pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga untuk lebih selektif dan waspada.
Lebih lanjut, Dandim menggarisbawahi pentingnya membangun pondasi keagamaan yang moderat, berjiwa nasionalisme, dan cinta tanah air pada generasi muda. Ia juga mendorong agar kegiatan keagamaan seperti MTQ mendapat perhatian serius, sehingga jika ada yang berprestasi dapat direkomendasikan untuk melanjutkan pendidikan di luar daerah sebagai duta Kabupaten Rote Ndao.
“Kita juga perlu mendampingi warga yang akan menunaikan ibadah haji, baik dalam persiapan fisik maupun mental, agar merasa diperhatikan oleh semua pihak yang hadir di sini,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Dandim 1627/Rote Ndao mendorong pengembangan kegiatan sosial berbasis pekerjaan bagi umat beragama, khususnya umat Islam, sebagai wujud nyata toleransi. Menurutnya, bantuan sosial berbasis agama perlu dikaji agar tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang beraliran keras.
Di akhir sambutannya, Dandim menekankan pentingnya selektivitas dalam menerima bantuan luar, serta ketelitian dalam pengangkatan ustaz atau kyai beserta materi ajarannya. Hal ini, menurutnya, merupakan langkah strategis untuk menjaga kerukunan dan perdamaian yang selama ini terjaga di Bumi Rote Ndao.
“Kita semua harus menjaga situasi damai di Rote Ndao ini dengan penuh tanggung jawab dan kebersamaan. Seleksi yang ketat terhadap tokoh agama dan materi pengajaran merupakan bentuk kewaspadaan kita bersama demi kerukunan umat,” pungkas Dandim.
Kegiatan FGD ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas sosial, membangun toleransi, dan menegakkan nilai-nilai kebangsaan di Kabupaten Rote Ndao.