Kupang, NTT – Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Hendro Cahyono menginstruksikan seluruh jajaran TNI di wilayah Kodim 1625/Ngada untuk bergerak cepat membantu masyarakat terdampak banjir dan tanah longsor di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo. Perintah ini ditekankan menyusul terjadinya bencana alam di Desa Maukeli, Lokalaba, Sawu, Aewoe, serta longsor di Desa Kelewae, yang mengakibatkan korban jiwa, hilang, luka-luka, serta kerusakan infrastruktur.
Berdasarkan laporan di lapangan hingga Selasa (9/9/2025) pukul 18.00 WITA, tercatat 8 korban terdampak banjir di Desa Sawu, dengan rincian 3 orang meninggal dunia, 1 orang luka-luka masih dirawat di Puskesmas Mauponggo, serta 4 orang lainnya dalam proses pencarian. Sementara itu, kerugian material meliputi 4 rumah permanen hanyut, 2 jembatan putus total, 6 titik longsor di beberapa ruas jalan utama, 1 jembatan di Desa Ua putus, serta kerugian peternakan berupa 3.000 ekor ayam pedaging dan 2 ekor sapi yang hanyut terbawa banjir.
Dalam arahannya, Brigjen TNI Hendro Cahyono menegaskan bahwa penanganan bencana harus mengutamakan penyelamatan korban jiwa dan evakuasi masyarakat. “Saya perintahkan jajaran Babinsa, Koramil, dan Kodim untuk selalu berada di tengah masyarakat. Utamakan pencarian korban hilang, berikan bantuan langsung, serta lakukan koordinasi cepat dengan pemerintah daerah, BPBD, Polri, dan seluruh unsur terkait,” tegas Danrem.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga akses transportasi dan komunikasi agar bantuan logistik dan medis bisa segera sampai ke lokasi terdampak. Hingga sore hari, akses jalan antara Desa Kelewae dan Laja Wajo berhasil dibuka kembali dengan bantuan alat berat berupa excavator mini dan PC 210. Upaya ini dilaksanakan bersama unsur TNI, Polri, BPBD, Pemda, serta masyarakat, dan turut dipantau langsung oleh Wakil Bupati Nagekeo Gonzalo G. Muga Sada, Kapolres Nagekeo, jajaran Koramil, serta pejabat daerah lainnya.
Selain itu, Brigjen Hendro menegaskan agar seluruh personel menjaga moral masyarakat dengan hadir memberikan rasa aman. Ia meminta Babinsa untuk tetap bersiaga 24 jam di wilayah terdampak, membantu proses pemakaman korban, sekaligus memastikan warga yang mengungsi mendapatkan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan penerangan.
Hingga saat ini, listrik di sebagian wilayah bencana sudah kembali menyala, meskipun komunikasi masih terkendala dan hanya bisa dilakukan melalui radio antara Makodim dan Koramil 1625-04/Mauponggo. “Kondisi komunikasi yang terbatas jangan menjadi halangan, manfaatkan seluruh sarana yang ada. Yang terpenting adalah keselamatan warga,” tambah Danrem.
Instruksi Danrem 161/Wira Sakti ini menjadi penegasan komitmen TNI bersama Polri dan Pemerintah Daerah dalam menghadapi bencana, dengan semangat gotong royong untuk meringankan beban masyarakat terdampak