Buleleng, Bali — Dalam sebuah upaya proaktif untuk menjaga stabilitas dan keamanan desa, Babinsa dan Babinkamtibmas Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, bersinergi dengan petugas keamanan desa adat, Pecalang. Kegiatan patroli dan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) terpadu ini dilaksanakan pada Minggu malam, 21 September 2025, mulai pukul 19.30 WITA, di Banjar Dinas Tegal Lantang.
Kegiatan ini merupakan respons cepat dan terukur dari aparat keamanan setempat terhadap dinamika situasi yang berkembang, termasuk adanya gelombang unjuk rasa mahasiswa dan bencana alam seperti banjir yang beberapa waktu lalu melanda beberapa wilayah di Bali. Sinergi ini menunjukkan kesiapan aparat di tingkat desa dalam menghadapi berbagai potensi ancaman, baik yang bersifat kriminal maupun sosial.
Patroli gabungan ini melibatkan personel dari tiga unsur utama:
TNI: Satu orang, yang diwakili oleh Babinsa Desa Pengulon, Sertu Hasan Bisri.
Polri: Satu orang, dari unsur Babinkamtibmas.
Pecalang: Lima orang, sebagai representasi dari keamanan adat desa.
Kolaborasi antara TNI, Polri, dan Pecalang ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan keamanan berbasis komunitas sangat efektif. Mereka tidak hanya berpatroli, tetapi juga berinteraksi langsung dengan warga, menciptakan rasa aman, dan membangun kepercayaan. Kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat juga berfungsi sebagai tindakan preventif (pencegahan) untuk mengantisipasi potensi tindak kriminal dan gangguan ketertiban lainnya.
Menurut Sertu Hasan Bisri, tujuan utama dari patroli ini adalah untuk memastikan desa Pengulon tetap dalam kondisi aman dan tertib. “Kami bersama Babinkamtibmas dan Pecalang bersinergi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Banyaknya kejadian belakangan ini, seperti demo dan banjir di beberapa daerah di Bali, membuat kami harus lebih waspada dan aktif,” ujarnya.
Patroli terpadu ini tidak hanya sekadar mengelilingi area, tetapi juga melakukan pemantauan intensif di titik-titik rawan, seperti fasilitas umum, permukiman warga, dan area yang sepi. Kegiatan ini diharapkan dapat meminimalisir peluang bagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan, serta memastikan bahwa warga merasa terlindungi.
Keberhasilan kegiatan Siskamling ini menunjukkan komitmen kuat dari Babinsa dan Babinkamtibmas, yang merupakan ujung tombak TNI dan Polri di tingkat desa. Bersama dengan Pecalang sebagai garda terdepan keamanan adat, mereka membentuk benteng pertahanan yang solid untuk menjaga kedaulatan dan keselamatan masyarakat. Sinergi ini bukan hanya menciptakan keamanan fisik, tetapi juga membangun fondasi sosial yang kuat, di mana aparat dan warga saling bekerja sama demi kepentingan bersama.
Dengan adanya kegiatan rutin seperti ini, diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keamanan lingkungan juga semakin meningkat. Keamanan desa bukan hanya tanggung jawab aparat, melainkan tanggung jawab bersama yang dimulai dari setiap individu.