Lombok Barat, NTB — Di tengah teriknya matahari Sekotong, suara palu dan cangkul berpadu dengan semangat gotong royong warga Dusun Brambang, Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Di antara tanah berdebu dan aliran sungai kecil, berdiri sebuah harapan baru — pembangunan jembatan penghubung yang sedang dikerjakan dengan pendampingan Bintara Pembima Desa (Babinsa) Batu Putih, Komando Rayon Militer (Koramil) 1606-06/Sekotong, Senin (20/10/2025).
Bagi sebagian orang, jembatan sepanjang ±6 meter dengan lebar ±1,2 meter mungkin tampak sederhana. Namun, bagi warga Dusun Brambang, inilah urat nadi baru yang akan mempertemukan kembali dua sisi desa yang lama terpisah. Selama ini, warga di bagian selatan dan utara dusun harus memutar cukup jauh hanya untuk mengantar hasil panen, membawa anak ke sekolah, atau sekadar menjenguk kerabat.
Kini, dengan Dana Desa yang dimanfaatkan secara tepat sasaran, pembangunan jembatan tersebut menjadi bukti bahwa pemerataan pembangunan benar-benar menyentuh masyarakat lapisan bawah.
Pelda Dewa Made Kaler, Babinsa Batu Putih, yang setiap hari turun ke lapangan, tidak hanya datang untuk memantau, tetapi juga ikut membantu dan memberi semangat kepada para tukang dan warga yang bekerja. “Kami ingin memastikan pembangunan berjalan sesuai rencana, tepat sasaran, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Bagi kami, keberhasilan pembangunan di desa adalah keberhasilan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Kaur Kesra Desa Batu Putih, Herman Efendi, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas peran aktif Babinsa. “Pak Babinsa selalu hadir, tidak hanya mengawasi tapi juga mengajak warga bekerja dengan semangat. Jembatan ini akan memudahkan petani membawa hasil panen, mempersingkat jarak, dan membuka peluang usaha baru di desa,” ungkapnya.
Suasana kerja di lokasi proyek terasa hangat dan penuh canda tawa. Para pekerja dan warga bekerja bahu-membahu, menunjukkan bahwa semangat gotong royong masih hidup di tengah masyarakat.
Ketika jembatan itu nantinya rampung dan kokoh berdiri, bukan hanya semen dan besi yang menjadi penopangnya, tetapi juga semangat kebersamaan, dedikasi, dan cinta terhadap tanah kelahiran.
Pembangunan ini menjadi contoh nyata bahwa sinergi antara TNI, pemerintah desa, dan masyarakat dapat melahirkan karya besar yang sederhana namun berdampak luas. (Pendim 1606)