
Gentra News, NTT-ALOR – Pilkada Alor mulai diwarnai dengan sosialisasi yang mengangkat tentang keberhasilan paslon tertentu saat menjadi Bupati Alor waktu itu, berhasil menaikkan harga Kemiri dan komoditi lainnya. Hal ini mengundang reaksi dari beberapa Tokoh masyarakat, secara tegas mengatakan bahwa itu sebagai bagian dari pembodohan kepada masyarakat.
Dikatakan pembodohan karena ada pihak tertentu yang menarasikan seolah-olah Calon Bupati Alor dengan Jargon SIMPATI yang mereka dukung, dia mampu menaikkan harga Kemiri dan komoditi lain pada masa kepemimpinannya saat itu.
Masyarakat perlu ketahui bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh pendukung paslon tersebut adalah sebagai upaya untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, tetapi sekaligus pembodohan kepada masyarakat.
“Simeo Pally jadi Bupati saat itu, tidak serta merta harga komoditi langsung naik, tetapi diakhir-akhir masa jabatannya. Dan waktu itu seluruh Indonesia harga komoditi memang naik, bukan di Alor saja. Jadi berhenti kasi bodok kami masyarakat”, ucap MT salah satu Tokoh masyarakat yang minta namanya diinisialkan.
Semoga video yang beredar ini hanya merupakan inisiatif oknum tertentu. Tetapi kalau memang benar ini pendukung dan diketahui oleh paslon, maka sangat disayangkan.
Ditambahkannya, kalau pihak tersebut gaungkan harga komoditi, lantas contoh apa yang diberikan kepada masyarakat terkait denga KORUPSI yang menjadi visi misi dari paslon SIMPATI.
Memang, Simeon Pally secara terbuka sudah mengumumkan statusnya sebagai mantap napi korupsi, sehingga yang bersangkutan punya hak politik yang sama seperti paslon lain, akan tetapi masyarakat akan kebingungan kira-kira visi misi ini bagaimana cara penerapannya kedepan kalau memimpin.
Disinggung juga oleh MT terkait harga kemiri dan komoditi lainnya, kalau tidak salah sekarang ini sudah tidak bisa di intervensi oleh pemerintah karena ada undang-undang yang mengatur hal itu.
“Untuk itu, sebagai masyarakat pastinya memilih sesuai hati nurani, dan melihat juga pada Visi Misi paslon tersebut. Karena kita ini pilih pemimpin, bukan pilih pemimpin coba-coba”, tutup MT.
(****).