Dandim 1612/Manggarai di Reok: Babinsa Harus Peka Masalah Warga, SST Wajib Siap Gerak

REOK, MANGGARAI – Dandim 1612/Manggarai, Letkol Arh Amos Comenius Silaban, S.H., M.M., kembali mengukuhkan peran TNI sebagai garda terdepan penolong rakyat saat melaksanakan Kunjungan Kerja (Kunker) ke Koramil 1612-02/Reok, Sabtu (13/12/2025). Didampingi Ketua Persit KCK Cabang XVII, Kunker ini disambut hangat oleh Danramil Kapten Arh Lipris M. Agustinus Saifatu beserta seluruh jajaran.

Dalam arahannya, Letkol Amos secara tegas menuntut perubahan paradigma prajurit teritorial. Babinsa tidak boleh lagi sekadar pengaman, melainkan harus menjadi Problem Solver yang proaktif di tengah masyarakat.

“Babinsa itu harus jadi problem solver. Jangan tunggu masalah membesar baru turun. Dengarkan masyarakat, pahami persoalannya, lalu cari solusi bersama pemerintah setempat,” tegas Letkol Amos, menekankan pentingnya komunikasi sosial yang cepat dan tepat.

Stabilitas Kamtibmas: Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Dandim menginstruksikan Babinsa untuk meningkatkan sinergi dan deteksi dini melalui patroli bersama guna menjaga stabilitas keamanan wilayah.

Siaga Bencana: Menyoroti ancaman cuaca ekstrem bulan Desember, Dandim memerintahkan setiap Koramil menyiagakan satu Satuan Setingkat Peleton (SST) yang siap digerakkan sewaktu-waktu. “Babinsa harus paling cepat hadir kalau rakyat butuh bantuan,” tegasnya.

Dandim juga menyentuh aspek kesejahteraan dan etika di era digital. Ia mengingatkan prajurit agar bijak mengelola keuangan, menabung, dan menghindari ketergantungan pada pinjaman. Ia juga memperbolehkan usaha sampingan positif, seperti bertani, asalkan tidak mengganggu tugas pokok.

Mengenai media sosial, Letkol Amos memberikan peringatan keras kepada prajurit dan Persit: “Di era digital ini, satu postingan bisa berdampak panjang. Jadi gunakan media sosial dengan bijak, jaga nama baik satuan, dan jadilah contoh yang baik bagi masyarakat.”

Kunjungan yang penuh pesan strategis ini ditutup dengan ajakan untuk memperkuat nilai spiritual, yang dinilai sebagai modal utama agar prajurit tetap solid, humanis, dan siap menghadapi tantangan tugas di wilayah binaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *