Lombok Tengah – Dalam mewujudkan keamanan pendekatan sosial tanpa adu otot dan tatapan tajam, Babinsa Marong Sertu Ahmad Suparlan punya gaya baru yang lebih adem tapi tetap pedas bagi para pelaku tindak kriminal di wilayah.
Dengan melakukan aksi nyentrik Babinsa menggelar patroli wilayah bukan bersama tim taktis bersenjata lengkap, melainkan menggandeng para tokoh agama setempat sebagai pendekatan sosial di Desa Marong, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.
Langkah ini diambil bukan tanpa alasan, di Marong, suara tokoh agama seringkali lebih ampuh meredam gejolak ketimbang bunyi sirine, melaikan sinergi antara Babinsa dengan para tokoh sangat berpengaruh terhadap masyarakat.
Patroli yang digelar pada Minggu malam ini menyisir titik-titik rawan kumpul remaja dan area pemukiman. Uniknya, alih-alih memberikan teguran kaku, Sertu Ahmad Suparlan dan tokoh agama memberikan pendekatan humanis yang dibalut nasihat spiritual.
“Keamanan itu dimulai dari hati yang tenang. Kalau hatinya sudah koneksi sama Tuhan, mau niat jahat pun jadi sungkan. Kami di sini memadukan ketegasan TNI dengan kelembutan doa,” ujar Ahmad Suparlan sambil tersenyum Minggu (28/12/2025).
“Bukan sekadar keliling, aksi ini terbukti efektif. Kehadiran tokoh agama di tengah patroli membuat warga merasa lebih diayomi,” tambahnya.
Tak ada lagi kesan tegang saat petugas lewat. Justru, banyak pemuda yang sedang nongkrong malah diajak berdiskusi tentang peran mereka dalam menjaga kerukunan desa.
“Deteksi dini dan Cooling System akan mendinginkan tensi sosial dalam pelaksanaan patroli mengamankan wilayah tugas.
Selain itu, komunikasi sosial secara persuasif mengganti interogasi dengan obrolan santai di teras warga maupun di warung warung tempat jualan.
“Langkah ini menjadi bukti bahwa sinergi antara aparat dan pemuka agama menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Karena pada akhirnya, menjaga desa bukan hanya soal patroli fisik, tapi juga menjaga silaturahmi agar tetap asyik,” tandasnya.