Kasdim Hadiri Rakornas Pengendalian InflasiTahun 2024

Gentra News NTT – Mewakili Dandim 1601/Sumba Timur Kepala Staf Kodim (Kasdim) 1601/Sumba Timur Kapten Inf Sambudi Menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Nasional dalam Rangka Pengendalian Inflasi Tahun 2024 bersam Menteri Dalam Negeri RI.bertempat di Aula Patola Kamba Setda Kab. Sumba Timur, Jln Jend Soeharto Kelurahan Matawai, Kecamatan Kota Waingapu. Senin (04/03/2024)

Hadir dalam kegiatan ini,Sekda Kab. Sumba Timur,Kasdim 1601/Sumba Timur, Wakapolres Sumba Timur, Kasie Datun Kajari Sumba Timur, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, para Pimpinan Perangkat Daerah yang juga tergabung dalam TPID Kab. Sumba Timur, Ka. Bulog, BPS Sumba Timur, dan peserta rapat lainnya.

Dalam arahannya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) ,Tito Karnavian menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan yakni ketersediaan pasokan dan stabilitas harga bahan pokok, dan stabilitas keamanan selama bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri 1445 H dapat berjalan dengan aman, nyaman, tertib dan lancar.

Disampaikan juga oleh Mendagri perkembangan inflasi Tahun ke Tahun Februari 2024 terhadap Januari 2024 secara nasional adalah 2,75 persen. Kemudian inflasi Bulan ke Bulan Februari 2024 terhadap Januari 2024 adalah 0,37 persen. Kenaikan ini dipengaruhi sektor makanan, minuman, tembakau dan transportasi.

Sementara itu, Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar W dalam laporannya menyampaikan inflasi Februari 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Berbeda dengan periode sebelumnya, inflasi Februari 2024 meningkat dibandingkan inflasi Januari 2024 dan lebih tinggi dibandingkan inflasi Februari periode sebelumnya.

Beras memberikan andil inflasi terbesar serta lebih besar dibandingkan periode sebelumnya, meskipun secara bulanan inflasi Januari 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya, inflasi masih lebih rendah dibandingkan Februari 2022 dan Februari 2023. Berbeda dengan periode yang sama di tahun 2022 dan 2023, inflasi tahun kalender sampai dengan Februari 2024 dominan disebabkan oleh komponen harga bergejolak, utamanya beras, yang menyumbang andil sebesar 0,24 persen.

Rossa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *