Kasus Tanah di Canggu: Pengadilan Denpasar Tolak Gugatan Influencer Asal Australia

Bali-Pulau Dewata sejak lama menjadi magnet bagi wisatawan dunia, tidak hanya karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga sebagai lahan investasi yang menjanjikan. Salah satu yang jatuh cinta pada Bali adalah Philippe Claude Millieret, warga negara Prancis yang menyewa lahan seluas 1,1 hektar di Kabupaten Badung. Dengan kecintaannya pada budaya Bali dan keramahan warganya, Philippe bermaksud membangun rumah sederhana yang ia sebut sebagai “rumah terakhir saya” untuk menikmati masa tuanya di tengah ketenangan dan keindahan alam Bali.

Namun, kedamaian itu terusik ketika Philippe menjalin kerja sama dengan seorang influencer asal Australia, Julian Petroulas. Awalnya hubungan mereka berjalan baik melalui perjanjian sewa lahan dengan sistem pembayaran selama 16 bulan. Akan tetapi, Julian kemudian menunjukkan itikad buruk dengan melanggar kesepakatan dan mulai membangun pondasi jalan tanpa izin Subak, hingga menutup jalur irigasi yang merupakan bagian sakral dalam sistem pertanian Bali. Tindakan ini memicu konflik dengan masyarakat adat dan lembaga Subak.

Konflik memuncak ketika Julian melancarkan kampanye media yang menyesatkan, mengaku sebagai korban penipuan tanah senilai 6,2 juta dolar AS. Padahal, fakta di pengadilan membuktikan sebaliknya. Pengadilan Negeri Denpasar menolak gugatan Julian setelah menemukan bahwa ia justru menggunakan tuduhan palsu untuk menekan Philippe dan Subak agar menurunkan harga sewa dan memberikan kompensasi tidak masuk akal senilai dua miliar rupiah. Kuasa hukum Philippe, I Nyoman Wirajaya, S.H., M.H., menegaskan bahwa kliennya memiliki legal standing yang kuat dan Julian jelas melakukan wanprestasi.

Lebih lanjut, diketahui Julian sempat dicekal oleh Imigrasi Indonesia pada Desember 2024 karena menyalahgunakan visa turis untuk aktivitas bisnis dan investasi. Aksi dan pernyataannya di media sosial yang menyinggung kearifan lokal Bali, terutama sistem Subak yang sakral, menimbulkan kemarahan masyarakat. Philippe yang kini tengah menjalani perawatan medis akhirnya merasa perlu angkat bicara, menunjukkan bukti otentik untuk meluruskan kabar bohong yang merugikan nama baiknya serta menghormati budaya dan hukum di tanah Bali yang ia cintai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *