Sumbawa Barat, NTB – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sumbawa Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Pemulihan Kawasan Rawan Narkoba di Aula Kantor BNN, Kelurahan Bertong, Kecamatan Taliwang, Jumat (19/12/2025) pukul 09.00 WITA.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 20 peserta dari berbagai unsur lintas sektor.
FGD dipimpin langsung oleh Kepala BNN Kabupaten Sumbawa Barat, Indah Poernomosari, S.E., M.A.K., dan dihadiri antara lain Kaban Kesbangpol KSB Saefulah, S.I.P., Pasi Intel Kodim 1628/Sumbawa Barat Kapten Inf Zulkifli, KBO Satres Narkoba Polres Sumbawa Barat Ipda Saidi, Kabid PPM Bappeda Dimas Bayu FB, Sekdis Dikes Akherudin Juliadi, S.K.M., M.Si., serta tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Kepala BNNK Sumbawa Barat menegaskan bahwa permasalahan narkoba merupakan persoalan kompleks yang tidak dapat diselesaikan hanya melalui penindakan semata. Diperlukan kolaborasi lintas sektor yang kuat dan berkelanjutan, terutama pasca-operasi penindakan, melalui pendekatan pemulihan dan pencegahan.
Ia menjelaskan bahwa Kelurahan Sampir merupakan salah satu kawasan lama yang masuk kategori rawan narkoba. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya penindakan oleh aparat kepolisian, peredaran narkoba masih terus berulang. Oleh karena itu, pemulihan kawasan menjadi langkah strategis yang harus dilakukan secara terpadu dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
BNNK Sumbawa Barat juga telah melaksanakan berbagai program, seperti Desa Bersinar, skrining dan intervensi dini di sekolah, pembentukan Agen Pemulihan melalui Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), serta pembentukan Satgas Anti Narkoba di tingkat desa dan kelurahan.
Sementara itu, KBO Satres Narkoba Polres Sumbawa Barat, Ipda Saidi, menyampaikan bahwa pihaknya terus melakukan penindakan terhadap kampung rawan narkoba, termasuk di Kelurahan Sampit. Ke depan, Polres berencana membentuk tiga posko pengawasan sebagai bagian dari penguatan upaya penindakan dan pengawasan di wilayah rawan.
Dari sisi perencanaan, Kabid PPM Bappeda Sumbawa Barat menekankan pentingnya penyusunan struktur kerja yang jelas dan terukur. Ia menyampaikan perlunya grand design penanganan narkoba jangka menengah hingga lima tahun ke depan, dengan BNNK sebagai leading sector serta dukungan OPD terkait, TNI-Polri, perguruan tinggi, masyarakat, dan dunia usaha.
FGD ini diharapkan menghasilkan kesepahaman, rekomendasi, serta rencana aksi bersama dalam memulihkan kawasan rawan narkoba agar menjadi lingkungan yang sehat, aman, dan produktif.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memperkuat sinergi lintas sektor serta mendorong peran aktif masyarakat dalam mendukung kebijakan nasional P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan berakhir pada pukul 10.30 WITA dalam keadaan aman dan lancar.
(Pendim 1628/KSB).

