Rote Ndao – Personel Kodim 1627/Rote Ndao melaksanakan tugas pengamanan kegiatan pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) yang berlokasi di wilayah Desa Matasio, Desa Serubeba, Kecamatan Rote Timur, serta Desa Daima, Kecamatan Landuleko, Kabupaten Rote Ndao, pada Jumat (5/9/2025).
Pengamanan tersebut dilakukan sejak pukul 08.00 Wita oleh dua personel, yaitu Serka Welem Muskananfola dan Sertu Anderson Tellusa. Kehadiran aparat TNI di lokasi pembangunan dimaksudkan untuk mendukung kelancaran kegiatan konstruksi, sekaligus mencegah timbulnya potensi gangguan keamanan di lapangan.
Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) merupakan salah satu proyek strategis yang digarap pemerintah bersama pihak swasta, dengan harapan dapat meningkatkan produksi garam nasional serta memberdayakan masyarakat di Kabupaten Rote Ndao sebagai daerah penghasil garam unggulan di Indonesia Timur. Oleh karena itu, keamanan dan kelancaran proyek menjadi perhatian serius dari berbagai pihak.
Sekitar pukul 10.00 Wita, terjadi dinamika di lokasi pekerjaan. Seorang warga Desa Daima, Kecamatan Landuleko, bernama Abraham Fuah, mendatangi lokasi dan meminta agar pekerjaan dihentikan. Ia beralasan bahwa sebagian titik lokasi yang tengah dikerjakan merupakan lahan miliknya, dan hingga saat ini proses pembebasan lahan oleh Pemerintah Kabupaten Rote Ndao belum diselesaikan.
Menanggapi hal tersebut, personel pengamanan dari Kodim 1627/RN bersama staf PT Nindya Karya yang bertanggung jawab atas pengerjaan proyek segera melakukan pendekatan dialog. Mereka memberikan pemahaman kepada Abraham Fuah agar proses pembangunan tetap dilanjutkan sambil menunggu penyelesaian administrasi pembebasan lahan oleh pemerintah daerah.
Dalam upaya meredam potensi konflik, aparat TNI juga melakukan koordinasi langsung dengan Camat Landuleko, Bapak Daneil P.J Bolla, melalui hubungan telepon. Dari hasil komunikasi tersebut, disepakati bahwa pertemuan bersama antara pihak pemerintah, pemilik lahan, dan pelaksana proyek akan dilaksanakan pada Senin, 8 September 2025, di lokasi pembangunan untuk membahas penyelesaian masalah tersebut secara tuntas.
Setelah adanya kesepakatan tersebut, Abraham Fuah akhirnya menerima keputusan sementara. Ia mempersilakan pihak pelaksana proyek melanjutkan pekerjaan di titik lokasi yang ia klaim sebagai miliknya, sembari menunggu hasil pertemuan resmi yang telah dijadwalkan. Sikap kooperatif ini membuat suasana di lapangan tetap kondusif dan tidak mengganggu jalannya pembangunan.
Komandan Kodim 1627/Rote Ndao menyampaikan apresiasi atas langkah persuasif personel di lapangan yang berhasil menangani persoalan dengan cara dialog, sehingga tidak menimbulkan ketegangan. “Kami mengutamakan pendekatan humanis dan komunikasi, agar pembangunan strategis ini bisa berjalan sesuai rencana tanpa mengabaikan hak masyarakat,” ungkapnya.
Situasi di lokasi pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) hingga akhir kegiatan dilaporkan aman dan terkendali. Proyek pun dapat terus berlanjut sesuai jadwal, dengan tetap menunggu penyelesaian aspek administrasi terkait lahan.
Kehadiran TNI dalam pengamanan ini tidak hanya berfungsi menjaga keamanan fisik proyek, tetapi juga sebagai mediator antara masyarakat, pemerintah, dan pihak pelaksana pembangunan. Diharapkan, permasalahan lahan dapat segera terselesaikan melalui musyawarah, sehingga pembangunan kawasan industri garam dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Rote Ndao maupun kebutuhan nasional.

