Kabupaten Bima – Selasa (19/08/2025),, masyarakat Desa Dena berkumpul di So Bada Tebe untuk mengikuti Sosialisasi Farm Field Day (FFD) jagung dengan varian bibit terbaru yaitu Macho 234, Maskot 235, dan Pestisida MSIAE. Kegiatan ini merupakan inisiatif dari PT BISI bersama dengan Babinsa , para petani dan aparatur desa untuk mengenalkan bibit unggul serta edukasi penggunaan pestisida yang tepat guna.
Kepala Desa Dena, Abdul Haris M Sadaqah, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya diversifikasi jenis bibit jagung agar masyarakat tidak bergantung pada satu varian saja. “Dengan mencoba bibit jagung terbaru, diharapkan produktivitas panen dapat meningkat dan penggunaan pestisida bisa lebih efisien,” ujarnya. Sambutan juga disampaikan oleh Area Manager PT BISI, Panji Saiful Ramadan, Sp, dan PPL Desa Dena, Ibu Ramlah yang memberikan motivasi kepada para petani untuk menerapkan teknik pertanian yang sehat dan berkelanjutan.
Babinsa Desa Dena, Serda Abdul Haris, mengajak seluruh masyarakat binaannya untuk aktif mengikuti program sosialisasi dan uji coba bibit jagung. “Kami berharap petani bisa memanfaatkan varian baru ini sebagai solusi meningkatkan hasil panen sekaligus mengurangi ketergantungan pada pestisida yang berlebihan,” katanya. Selain itu, hadir pula Babinkamtibmas Bripka M. Taufik serta PPL dari desa tetangga seperti Desa Tonda dan Mpuri, yang memperlihatkan sinergi antar wilayah dalam pengembangan pertanian.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi promosi oleh Panji Saiful Ramadan yang memaparkan keunggulan masing-masing varian bibit jagung dan edukasi penggunaan pestisida agar lebih aman dan efektif. Setelah itu, dilakukan sesi tanya jawab yang hangat antara tim PT BISI dan para petani terkait teknis penanaman dan perawatan tanaman jagung. Para peserta sangat antusias dalam menggali informasi demi keberhasilan panen yang optimal.
Sebagai bagian dari kegiatan, dilakukan uji coba timbang hasil panen 10 tongkol jagung dari tiga varian yang diuji coba: Maskot menghasilkan berat 2,12 kg, Macho 1,42 kg, dan Varian X 1,74 kg. Hasil ini menjadi bahan evaluasi dalam memilih bibit yang paling sesuai dengan kondisi lahan lokal. “Mari kita bersama-sama mengembangkan pertanian kita agar kualitas hidup petani semakin baik,” tutup Serda Abdul Haris dengan semangat.