TMMD Satukan Kemanusiaan dan Pembangunan, Prajurit dan Rakyat Menyatukan Kekuatan

Feature

Oleh: Rossa Hakim

TMMD bukan hanya bicara soal infrastruktur jalan. Di Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, TNI juga membangun tiga unit MCK, satu unit bak reservoar air bersih berukuran 7x6x2,5 meter, serta merehabilitasi tiga rumah tidak layak huni (RTLH) milik warga kurang mampu.

“Fasilitas ini adalah jawaban atas kebutuhan dasar warga yang selama ini belum terpenuhi,” jelas Pasiter Kodim 1609/Buleleng, Lettu Inf Chris Pelris Patah, yang memimpin langsung kegiatan di lapangan. Menurutnya, pendekatan TMMD tidak hanya fokus fisik tetapi juga menyentuh aspek sosial dan kemanusiaan.

Reservoar air menjadi vital di daerah yang secara topografis kesulitan akses air bersih, terutama saat musim kemarau. MCK dibangun dengan memperhatikan kebiasaan dan kearifan lokal masyarakat Bali Utara, termasuk desain yang selaras dengan nilai-nilai Tri Hita Karana—konsep harmoni manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.

Gotong Royong dan Kearifan Lokal

Sejak TMMD dimulai, geliat gotong royong kembali hidup di desa. Prajurit TNI, perangkat desa, hingga para ibu-ibu PKK terlibat aktif. Tidak sekadar bekerja fisik, tapi juga berbagi cerita, makan bersama, hingga menjalankan program non-fisik seperti penyuluhan kesehatan, wawasan kebangsaan, dan pendidikan karakter untuk pemuda desa.

Masyarakat Depeha dikenal memegang teguh nilai-nilai adat Bali yang kuat. Upacara kecil dilakukan sebelum pembukaan jalan, sebagai bentuk penghormatan pada tanah leluhur. Sinergi antara budaya dan pembangunan ini menjadikan TMMD bukan sekadar program, tapi peristiwa sosial yang menyatukan.

Jalan Menuju Kemandirian Desa

TMMD bukan proyek sekali jadi. Ia adalah investasi jangka panjang menuju kemandirian desa. Akses jalan yang terbuka akan memangkas ongkos logistik petani, meningkatkan nilai jual hasil panen, dan membuka peluang ekonomi baru—mulai dari agrowisata, distribusi UMKM, hingga penguatan ketahanan pangan lokal.

Desa Depeha menjadi contoh nyata bagaimana sinergi TNI dan rakyat bisa membawa perubahan struktural di daerah tertinggal. Dari jalan tanah yang terjal, kini terbentang jalan harapan menuju masa depan yang lebih cerah.

“Ini bukan akhir, tapi awal dari babak baru,” ucap Kepala Desa Depeha penuh haru saat meninjau jalan bersama perwakilan Kodim.

Apresiasi dan Kepemimpinan

Keberhasilan program TMMD ini tidak lepas dari kepemimpinan Dansatgas TMMD Letkol Kav Angga Nurdyana, yang juga menjabat sebagai Dandim 1609/Buleleng. Di bawah arahannya, seluruh personel di lapangan bergerak sinergis dengan semangat melayani dan membangun.

Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG, turut memberikan apresiasi atas kerja keras TNI dalam TMMD kali ini. “Kami sangat terbantu. Ini bentuk nyata kehadiran negara di tengah masyarakat. TNI tidak hanya membangun fisik, tapi juga memperkuat nilai-nilai sosial dan semangat gotong royong,” ujarnya.

Penutup

TMMD di Desa Depeha adalah kisah tentang menjembatani yang terputus, membangun yang terlupakan, dan menyalakan kembali semangat kebangsaan di akar rumput. Di balik setiap gundukan tanah dan rumah yang direnovasi, terdapat kisah perjuangan, kebersamaan, dan cita-cita Indonesia yang lebih adil dan merata.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!