Tabanan gentra.co.id– Sebagai sarana dan upaya dalam menciptakan ekosistem yang baik sekaligus menyejahterakan para petani coklat di Tabanan, Grand Opening Cocoaland Bali yang berlokasi di Baturiti Tabanan ini mendapat dukungan penuh dari jajaran Pemerintah Kabupaten Tabanan. Pagi itu, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E.,M.M hadir dan membuka langsung store Cocoaland Baturiti, Selasa (20/12).
Nampak turut menghadiri, Anggota Komisi IV DPR RI, I Made Urip, M.Si, Sekda Tabaan, Para Kepala Perangkat Daerah dan Kepala Bagian di lingkungan Setda Kabupaten Tabanan, Direktur INNOFICE Jakarta, Kepala Kantor Wilayah BNI Bali Nusra, Direktur BPD Bali Cabang Tabanan, CEO dan owner Cocoaland Bali, Camat Baturiti dan unsur Forkopimcam, sekaligus instansi vertikal terkait dan para petani cokelat di seluruh Bali.
Cocoaland Bali menjadi salah satu lokasi / pusat oleh-oleh coklat yang ikonik di Tabanan. Sebabnya, bisnis yang diinisiasi para pengusaha muda ini, mengedepankan kesejahteraan para petani coklat di Tabanan. Mulai dari terciptanya ekosistem yang mutual antara proses produksi oleh petani secara organik, diolah di pabrik hingga proses display dan pemasararan langsung di store.
Kehadiran pusat oleh-oleh ini tentunya mendapat apresiasi yang sangat baik dari orang nomor satu di Tabanan tersebut. Seiring dengan predikat Tabanan sebagai lumbung pangannya Bali, kesejahteraan petani yang diunggulkan dalam produksi coklat ini pun patut mendapat acungan jempol. Terlebih dengan tata lokasi yang apik dan produksi coklat yang berkualitas, Bupati Sanjaya berharap store Cocoaland Bali mampu menarik minat para wisatawan domestik dan mancanegara.
“Kita sangat berbangga, karena kita punya putra daerah orang Tabaan, bisa membuat sesuatu yang memang kita idamkan, kalau bercerita tentang sektor pertanian, ini sangat terintegrasi sekali mulai dari sektor hulu, tengah dan hilir, sektor produksi, distribusi dan pemasaran, sudah klop dan inilah yang kita inginkan” Ujar Bupati Sanjaya dalam sambutannya.
Tak hanya itu, predikat “lumbung pangannya Bali” bagi Sanjaya sudah sepatutnya menjadi surga untk sektor pertanian. “ikon/julukan ini bukan hanya kita sebutkan saja, tapi bagaimana bisa kita implementasikan, contohnya bagaimana coklat yang diproduksi dibuat jadi sesuatu yang bernilai” ungkapnya.
Lebih lanjut, dengan dukungan teknologi yang baik, serta keinginan dan kemauan serta kerjasama dari seluruh lini, baik pemerintah, pengusaha, stakeholder, petani dan masyarakat, akan mampu menciptakan beragam peluang yang sama bagi sektor usaha lain. “Saya selaku Bupati Tabanan sangat berbangga, karena ini bisa menjadi pilot project juga bagi komoditas-komoditas lainnya, bukan hanya coklat, semua hasil pertanian bisa dibuat seperti ini, itulah tantangan kita” sambungnya lebih lanjut.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh CEO dan Owner dari Cocoaland Bali, Kadek Surya Prasetya Wiguna, pihaknya berharap, kedepan pemerintah semakin punya keinginan kuat untuk membantu para petani kakao dan penguaha khususnya pengusaha muda, untuk tetap eksis dan berada serta berbisnis di Kabupaten Tabanan. “Cao coklat sebagai perusahaan pertanian kreatif, mencoba membangun sebuah ekosistem pertanian kakao, di mana kami fokus pada pertanian organik dan kami juga berakhir pada store-store kreatif. Hal-hal tersebut harus kita kembangkan di Tabanan, di mana Kabupaten ini adalah Kabupaten yang sangat kaya akan hasil agro, hari ini para stakeholder berkumpul dan jika kita bersatu dan menyatukan Visi bahwa ekosistem ini harus terjadi, maka otomatis seluruh masyarakat atau orang-orang yang terlibat dari ekosistem ini pasti akan hidup sejahtera” papar Surya. @prokopimtabanan.