Tabanan gentra.co.id – Bila mendengar kata Festival, seringkali diartikan sebagai pagelaran hiburan atau edukasi untuk masyarakat dan kerap juga ditujukan sebagai ajang untuk melakukan promosi usaha. Seperti halnya kali ini, Nata Loka Kemetug Banjar Kanciana, Desa Gunung Salak, Seltim, menggelar Dewi Gunung Salak Festival 2022 sebagai ajang promosi pariwisata, Jumat, (2/12).
Festival yang menampilkan potensi budaya dan kearifan lokal ini dibuka secara langsung oleh Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM. Turut mendampingi, anggota DPRD Tabanan Edi Nugraha Giri dan Muskadana, Sekda, dan OPD terkait, Camat dan unsur Forkopimcam Seltim, Forum Perbekel Seltim, Perbekel, Bendesa Adat dan tokoh masyarakat setempat, serta jajaran pengelola Desa Wisata Gunung Salak.
Setelah melewati pandemi yang melanda Tabanan, Bali, Indonesia, bahkan Dunia, Bupati Sanjaya beserta jajaran sangat bersyukur memiliki Desa Adat maupun Desa Dinas yang tidak pernah menyerah dengan keadaan. Juga telah merumuskan berbagai langkah fundamental guna mendorong geliat ekonomi dan gerak hidup masyarakat secara holistik, diantaranya, menginisiasi berbagai event pariwisata maupun UMKM dengan mengangkat potensi-potensi yang ada di daerah sekitar.
“Hal ini ditangkap dengan baik oleh masyarakat. Terbukti, kemarin di Selemadeg Timur, di Pantai Klecung, kita juga bikin festival, hebat sekali itu Pak Perbekel bikin festival yang sangat viral di medsos. Saya sangat apresiasi. Jadi sekarang ada festival juga, Dewi Gunung Salak Festival 2022 di Desa Gunung Salak. Jadi ini sangat luar biasa. Tepuk tangan untuk festival kali ini,” ujar Sanjaya sebelum membuka secara resmi pelaksanaan pagelaran.
Selain dipandang akan mampu berkontribusi bagi perekonomian masyarakat, namun hal ini juga menjadi bukti bahwa sinergitas yang dibangun bersama antara berbagai stake holder berjalan dengan baik. Yang tentunya bukan hanya akan meberikan benefit pada masyarakat Gunung Salak, tetapi juga masyarakat di sekitar dan tentunya harapan Bupati Sanjaya agar event ini terus berlanjut dari tahun ke tahun hingga sampai menjadi event internasional.
Untuk membangkitkan dan memunculkan semua potensi yang ada di 133 Desa di Tabanan, Bupati Sanjaya juga meminta kepada seluruh jajaran agar melakukan langkah-langkah sistematis guna membuat event tahunan yang mampu memberikan informasi utuh kepada para wisatawan. Selalu memberikan pendampingan untuk Desa dan menjabarkan semua potensi apapun melalui kegiatan Ngantor di Desa. Sehingga, segala sektor bisa berjalan dengan optimal, yakni melalui satu agenda Ngantor di Desa.
“Jadi, daerah Gunung Salak yang panoramanya sangat indah sekali kalau dibandingkan dengan Kabupaten lain, tidak kalah. Bagaimana cara mengangkat daerah itu, kita tidak bisa sendiri, tidak mungkin desa atau badan pengelola disini sendiri, tidak mungkin hanya satu travel dua travel ataupun yang bergerak di bidang pariwisata, tapi ini harus ada usaha kolaborasi, usaha bareng. Maka dari itulah, Pemerintah melalui dinas terkait agar kita bisa selalu mendampingi obyek-obyek wisata yang kita miliki agar memunculkan potensi yang optimal,” pinya Sanjaya.
Selebihnya, itulah yang dikatakan Sanjaya sebagai harapan Pemerintah Tabanan Era Baru kedepan, selalu berada di tengah-tengah masyarakat, melindungi segala aspek, segala sektor yang selalu dijaga menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani. Maka dari itu, pemerintah selalu melakukan lompatan-lompatan berkolaborasi dengan masyarakat mewujudkan visi misi tersebut yang salah satunya melalui pelestarian seni, tradisi, adat dan budaya, dimana pariwisata merupakan bonus atas kearifan lokal yang dimiliki.
Sementara, selaku Ketua Panitia, AA. Putu Ari Wiratama, mengatakan, bahwa festival ini akan dilaksanakan selama 2 hari mulai 2 Desember 2022 sampai 3 Desember 2022, sekaligus puncak festival ditandai dengan Pesta Rakyat. “Tujuan dari diadakannya Dewi Gunung Salak Festival ini adalah untuk mengangkat potensi budaya dan kearifan lokal kami disini, sehingga mulai dikenal oleh tamu-tamu baik lokal maupun mancanegara,” ujarnya.
Disamping itu, ajang ini juga dipakai sebagai suatu ajang tolak ukur di Desa untuk membuat event yang lebih besar kedepannya. “Kemudian ajang daripada Dewi Gunung Salak Festival ini juga kami pakai sebagai ajang tes key kami di Desa, untuk menyelenggarakan event yang nantinya lebih besar lagi untuk setiap tahun akan kami adakan sebagai kalender musiman,” imbuh AA. Putu Ari Wiratama. @prokopimtabanan,-